RESENSI CERPEN
Menunggu Kapak Ibrahim
Menunggu Kapak Ibrahim
Identitas Cerpen
Judul Cerpen : Menunggu kapak ibrahim
Penulis : Abidah EL Khalieqy
Dimuat di : Jawa pos , juli 2012
Sebagaimana diketahui bahwa cerpen ini telah dimuat di jawa pos dan saya diberi cerpen ini untuk diresensi karena judulnya sedikit aneh sehingga saya ingin mengetahui isi cerpen menuggu kapak Ibrahim ini. Kemudian didalam cerpen ini tergambar kehidupan penghianat yang sombong.
Cerpen ini menceritakan tentang kisah seorang pengkhianat yang menyebar berbagai virus keseluruh dunia. Tidak diketahui namanya dan dia sangat misterius. Pada saat itu si pengkhianat yang sombong dipenggal kepalanya oleh sang Algojo yang pemberani. Setelah dipenggal tak disangka dia bisa hidup lagi. Keesokan harinya dipelataran istana tempat pemenggalan atau tempat eksekusi terdapat banyak orang menyaksikan Algojo mengangkat kapaknya dan dihempaskan ke kepala pengkhianat itu, tetapi dia juga tidak bisa mati. Pengkhianat memiliki sifat yang sombong, jahat, bahkan sifatnya hampir sama dengan dajjal. Namun beda halnya dengan sang Algojo yang memiliki sifat pemberani dan penyabar. Algojo seorang yang penyabar , hal ini dapat dibuktikan pada kalimat algojo mencoba menahan amarah dan menulikan kuping agar tak mendengar ejekannya.
Pada paragraf-paragraf selanjutnya kehidupan sipengkhianat selalu lari kesana kemari tidak jelas apa yang dia tuju. Tetapi para prajurit yang mengerjar tiap hari tidak juga menemukannya, hingga akhirnya mereka bertemu dan dibaawa keistana. Semua paragraph-paragraf pada cerpen ini memliki erat hubungannya dengan kehidupan kita masa depan.
Cerita ini mengisahkan tentang penghianat yang sombong yang tidak bisa mati. Cerita dimulai dengan seorang yang mengkhianati istananya dan negerinya sendiri. Dia menyebarkan berbagai virus hama dll. yang bisa membunuh semua manusia. Hingga dijuluki pengkhianat yang julukan tersebut sudah didengar diseluruh dunia. Kemudian dipenggalah kepalanya akan tetapi dia tidak juga mati. Hingga berkali-kali tetapi tidak juga mati, sampai akhirnya kepalanya dipenggal dengan kapak Ibrahim dan dia mati.
Cerpen ini mengandung niali moral yang tinggi, sehingga ada manat dan nilai yang dapat diperoleh pembaca ketika membaca cerpen ini terlihat pada bagian awal terdapat penjelasan juga kata-kata yang seharusnya tidak boleh dibaca oelh anak-anak karena sebaiknya ditujukan untuk orang dewasa.
Cerpen ini cocok dibaca untuk kalangan reamaj dan dewasaa karena novel ini menceritakan tentang nilai kehidupan,social ,moral dan agama. Dan sangatlah bagus untuk dibaca marilah yang belum baca, kita baca untuk social masa depan.
RESENTATOR:
M.Yusuf Perwiro.N
3EI’A’ / 12560
M.Yusuf Perwiro.N
3EI’A’ / 12560
Resensi Cerpen
Manusia Sapu
Identitas Cerpen :
Judul : Manusia Sapu
Pengarang : Maulida Laila AR
Penerbit : Solopos
Tahun Terbit : 19 September 2010
Sudah
sepekan Ratmi mengamati seorang penjual sapu yang berada di perempatan depan
rumahnya. Karena penasaran, dia bertanya kepada ibunya. Menurut ibunya, dia
dipanggil Pak Sapu dan tinggal dibantaran Kali Samin. Namun karena Ratmi masih
penasaran, dia beralasan untuk dapat membeli sapu pada Pak Sapu tersebut.
Selama Ratmi membeli sapu, dia bertanya berbagai hal mengenai Pak Sapu itu.
Ternyata dia bernama Pak Suyudi yang sudah berumur 87 tahun. Mendengar hal itu,
Ratmi merasa kalau anak dari Pak Suyudi itu tidak punya belas kasihan pada
orang tua. Namun setelah dia bertanya kembali, dia kemudian mengetahui kalau
istri dari Pak Suyudi adalah seorang penyapu, sedangkan kedua anaknya menjadi
penjual sapu dan pembuat sapu. Dua hari setelah kejadian itu, Ratmi tidak lagi
melihat Pak Suyudi. Dia kemudian bertanya kepada ibunya, kemudian dia
mengetahui kalau rumah Pak Suyudi yang ada di bantaran Kali Samin tersapu oleh
arus sungai yang sedang banjir. Pak Suyudi sekeluarga pun belum diketemukan
keberadaannya sampai sekarang. Mendengar hal itu, hati Ratmi pun menjadi sedih.
Dengan
membaca sekilas dari sinopsis diatas jelas diketahui bahwa cerpen yang
bertemakan sosial ini memiliki alur maju yang sangat runtut. Apalagi setting
yang beragam namun mudah dimengerti seperti bantaran Kali Samin, rumah Ratmi,
dan siang hari di perempatan depan rumah menjadi nilai positif dalam hal
komunikatifnya. Cerpen ini mengandung amanat tentang kepedulian sosial terhadap
orang yang kurang mampu. Sudut pandang yamg merupakan orang pertama tokoh utama
ini semakin menyatu dengan gaya bahasa yang tidak terlalu berbelit-belit dan
komunikatif ini.
Akan tetapi, cerpen
yang diperankan oleh Pak Suyudi, Ratmi dan ibunya ini terasa kurang aktif
karena terlalu banyaknya penggambaran setting serta pemikiran tokoh yang
terlalu panjang. Ditambah dengan setting waktu yang kurang membuat cerpen ini
kurang dapat dirasakan suasana yang sebenarnya terjadi dalam cerita tersebut.
Namun Maulida tidak berkutat pada kesalahan tersebut. Pada akhir cerita, dia
memperbaikinya dengan gaya bahasa yang miris yang membuat hati merasakan betapa
menyedihkannya hal yang terjadi pada keluarga Pak Samin. Kegelisahan yang
dirasakan oleh Ratmi pun dapat ditampilkan kepada pembaca dengan sangat baik.
Maulida Laila
mungkin terinspirasi oleh kehidupan zaman sekarang ini yang sangat sulit dan
banyak dijumpai orang-orang kurang mampu karena harga kebutuhan hidup yang
selalu meningkat tiap tahunnya. Penulis ingin mengangkat kerasnya kehidupan
seorang penjual sapu yang harus memeras keringat meskipun dia sudah berbau
tanah. Dia yang mengetahui dan memahami kesulitan masyarakat kelas bawah
kemudian menuangkan goresan hatinya pada cerpen ini.
Bahasa
yang sederhana serta jelas pada cerpen ini menjadi nilai positif tersendiri,
namun banjirnya gaya bahasa pada tiap pembuka dan penutup percakapan menjadi
hal yang membuat cerpen ini agak terkesan berbelit- belit, namun hal ini
bersifat relatif bagi setiap orang. Percakapan yang terasa memakai logat jawa
ini menjadi daya tarik khusus, apalagi dengan penambahan kosa kata jawa yang
baik dan bisa dimengerti umum. Seandainya gaya bahasanya padat dan indah,
pastilah cerpen ini menjadi sempurna. Bahasa yang komunikatif serta sedikitnya
nilai kurang membuat cerpen ini cocok bagi para pembaca, terutama bagi yang
masih pemula.
BY:Andriawan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar